Luna Torashyngu - Love Detective
Abit memacu motornya menembus jalan-jalan kota Bandung yang belum begitu ramai. Jarum jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh kurang, tapi cowok kelas 3 SMA itu udah dekat dengan sekolahnya. Padahal sekolah baru dimulai jam tujuh, dan jarak antara rumah dan sekolah dapat ditempuh dengan motor dalam waktu setengah jam kalo pake mode santai, dan lima belas menit kalo ngebut. Dan melihat kecepatan NSR150 yang dipakai Abit, dia gak mungkin sedang dalam mode santai.
Sedikit lagi, beberapa ratus meter lagi dia akan sampai. Gedung sekolahnya udah kelihatan. Ini pertama kalinya Abit masuk sekolah setelah libur semester dua minggu. Sekarang dia harus serius belajar, gak boleh maen-maen karena sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan.
Di sebuah perempatan kecil, Abit mendadak mengerem motornya. Sebuah NSR150 lain membelok dari sebelah kirinya dengan kecepatan tinggi. Pengendaranya memakai helm tertutup dan berjaket serta bercelana parasut warna biru.
Sial! umpat Abit. Dia kembali memacu motornya, mengejar motor yang tadi memotongnya. Motor yang dikejarnya memperlambat lajunya begitu dekat sekolah Abit, karena di situ agak ramai. Lalu dia berbelok memasuki halaman SMA 41, tempat Abit sekolah.
Abit mengikuti motor di depannya. Motor itu berhenti di tempat parkir untuk siswa-siswi SMA 41. Abit memarkir motornya di sebelah motor itu.
Pengendara motor di sebelahnya turun, dan melepaskan helm. Ternyata dia cewek. Rambutnya panjang seleher dan tampak kaku, persisi gaya rambut cewek di anime-anime Jepang yang sekarang lagi tren dan disebut J-style. Abit mengenalnya sebagai Oyien, teman sekolahnya yang juga tetangganya. Rumah Abit berada beberapa rumah di seberang rumah Oyien.
"Payah lo..." ujar Oyien singkat sambil tersenyum mengejek. "Gue kirain gak ketemu gue dua minggu, skill lo udah meningkat. Ternyata makin ancur aja.
Baca selengkapnya disini :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar