Luna Torashyngu - Mawar Merah Metamorfosis |
Luna Torashyngu - Mawar Merah Metamorfosis
Los Angeles di musim gugur...
Malam itu puluhan mobil polisi berkumpul di sekeliling sebuah gedung tua yang tampak kosong dan tidak terawat di salah satu sudut kota. Mereka semua menatap ke arah gedung bekas apartemen yang sekarang tampak gelap gulita karena tidak adanya aliran listrik.
“Tim SWAT telah siap di posisi,” kata salah seorang petugas kepada seorang pria berjas. Pria itu adalah Kapten Rick Malhey, kepala posisi yang memimpin satuan polisi-polisi tersebut.
“Yakin dia masih berada disana?”
“Menurut patugas yang mengejarnya, sejak masuk ke gedung itu hingga sekarang, tidak ada tanda-tanda dia telah keluar. Mereka langsung memblokade area sekitargedung saat itu juga. Lagi pula dia telah terluka terkena tembakan di tempat kejadian.”
Pria yang lebih tinggi menoleh ke arah rekannya.
“Suruh tim SWAT segera masuk.”
BRAKK!!
“Maju!”
Satu tim penyergap dari Special Weapons And Tactics (SWAT) memasuki gedung tua yang gelap gulita. Enam orang anggota tim berpakaian lengkap dengan penutup kepala itu memeriksa setiap sudut ruangan yang mereka masuki dengan saksama dengan bantuan cahaya pada ujung senjata masing-masing.
“Clear!” kata salah seorang anggota tim. Disusul dengan seruan yang sama dari anggota tim yang lainnya.
“Di sini tim Alpha. Kami berada di tingkat lima. Tersangka belum ditemukan.”
“Di sini tim Bravo. Kami akan langsung menyisir tingkat tujuh.”
Di sudut sebuah ruangan di lantai delapan, seorang gadis berambut hitam pendek dan berpakaian serba hitam terduduk lemas. Peluh membasahi wajahnya. Kedua tangan gadis itu memegangi paha kirinya yang mengeluarkan darah. Paha itu luka terkena tembakan. Potongan kain yang di gunakan untuk membalut paha itu tidak bisa menghentikan darah yang mengalir tanpa henti.
Suasana gedung yang kosong membuat gadis itu dapat mendengar langkah-langkah kaki yang bergerak ke arahnya. Apalagi langkah kaki tu di iringi dengan teriakan-teriakan yang terdengar sangat jelas. Gadis yang berusia sekitar 20 tahunan dengan wajah khas Asia Timuritu melirik ke arah tangan kanannya yang sedang menggenggam sebuah pistol semi otomatis. Dengan pistol inilah dia telah mengambil nyawa beberapa orang yang mencoba mencegahnya lolos, temasuk tiga orang anggota polisi.
Mereka pasti tidak akan melepaskanku! batinnya.
Di dalam pistol yang di genggamnya kini hanya tersisa beberapa butir peluru. Tidak seimbang dengan jumlah anggota tim SWAT yang masing- masing membawa senapan otomatis. Walau begitu gadis tersebut telah bertekad tidak akan menyerah. Dia lebih baik mati daripada tertangkap. Suara derap kaki makin mendekat ke arahnya. Di luar gedung, sebuah helikopter milik LAPD yang dilengkapi dengan lampu sorotnya ke dalam gedung, membuat keadaan di dalam sedikit terang dan terlihat dari luar. Gadis tersebut sedikit menundukkan kepalanya untuk menghindari sapuan sinar dari lampu sorot yang dapat memberitahukan keberadaannya.
Sementara itu, salah satu tim SWAT telah naik ke lantai 8.
Sekarang saatnya!
Dengan tertatih-tatih, gadis tersebut menuju pintu. Dia mencoba berpindah dari satu sudut apartemen lainnya, mencari celah untuk meloloskan diri, kalau ada. Suara lain dari sisi yang berlawanan menarik perhatiannya.
Itu pasti tim SWAT lain!
Baca selengkapnya disini :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar