Putri Serindu |
Putri Serindu Hati Perbimbang - Cerita Rakyat dari Bengkulu
Sang Raja dan permaisuri menginginkan putrinya segera menikah, mereka sudah lama ingin mempunyai menantu dan segera menimang cucu. Namun sang Putri belum menginginkan menikah. la selalu menolak setiap pangeran yang datang melamarnya ke istana.
Suatu hari permaisuri mendekati Putri Serindu dan kembali membujuknya, “Putriku, katakanlah pada lbunda, pemuda yang bagaimanakah yang engkau tunggu, Nak?” tanya permaisuri sambil mengelus lembut rambut anaknya.
Putri Serindu memeluk ibundanya, ia kemudian berkata, “Maafkan Ananda, lbunda. Karena telah membuat lbunda dan Ayahanda sedih dan bingung. Ananda hanya akan menikah dengan Raja Tidur,” ucap Putri Serindu pelan tapi mantap dan yakin, “Mohon maaf Ibunda apabila laki-laki pilihan Ananda tidak berkenan di hati lbunda dan Ayahanda,” tambahnya.
Raja dan Permaisuri bertambah bingung mendengar permintaan putrinya. Kemana mereka harus mencari Raja Tidur itu. Akhirnya sang Raja mendapatkan ide untuk mengadakan sayembara, ia kemudian memanggil prajuritnya dan berkata, “Prajurit! Aku akan mengadakan sayembara. Siapa saja yang bisa tidur paling lama, dialah yang akan kunobatkan sebagai Raja Tidur dan akan kujadikan menantuku!”
Keesokkan paginya, para prajurit kerajaan sudah menyebarkan pengumuman tentang sayembara itu di berbagai tempat, “PERHATIAN!” teriak prajurit, “Raja mengadakan sayembara untuk kalian semua kaum laki-laki! Barang siapa paling lama tidur akan dijadikan suami Putri Serindu!” jelas prajurit itu.
Akhirnya banyak orang berbondong-bondong mengikuti sayembara itu karena mereka anggap itu perlombaan sangat mudah. Di antara yang mengikuti sayembara itu ialah seorang pemuda desa yang tampan bernama Anak Lumang. la adalah pemuda yatim piatu. Setiap hari pekerjaannya membuat bubu yaitu tempat menangkap ikan dari bambu, kemudian dijualnya di pasar.
Anak Lumang bingung mengikuti sayembara itu atau tidak. Sebab, jika ia ikut, ia tak bisa membuat bubu dan tak bisa makan hari itu. Akhirnya setelah berpikir, ia menemukan jalan keluarnya, ia akan membuat bubu dulu sebelum mengikuti sayembara itu. Sebelum berangkat ke istana, ia menyiapkan perlengkapan untuk membuat bubu, yaitu bambu yang sudah diraut seperti lidi dan diikat dengan tali rotan. Beronang berisi rotan, parang, pisau, tempurung dan alat- alat pelengkap membuat bubu lainnya.
Saat lomba diadakan, dan jam perlombaan dimulai, semua peserta mulai memejamkan matanya. Namun, Anak’ Lumang malahan menyelesaikan pekerjaannya membuat bubu. Kali ini ia akan membuat bubu yang besar, indah dan rapi.
Ketika semua peserta sudah benar-benar tidur dengan pulas, bubunya belum selesai juga. Baru ketika hari menjelang subuh, selesailah pekerjaan bubu itu dan digantungkan di dinding bagaikan hiasan. lndah sekali hasilnya. Setelah itu, Anak Lumang tak langsung tidur, ia membereskan dulu semua sisa-sisa pekerjaannya itu dan membersihkan sampahnya terlebih dahulu. Setelah semua bersih, kantuknya sudah tak tertahankan lagi. Maka, tertidurlah ia dengan amat pulas.
Setelah pagi datang, Putri Serindu berkeliling untuk menilai semua peserta satu-satu didampingi Baginda Raja, hulubalang dan para Menteri. Putri Serindu melihat bubu dan terpesona dengan keindahan bubu yang digantung di dinding itu, ia juga sempat melihat beronang yang berisi perlengkapan membuat bubu.
Putri Serindu mengira bahwa pemuda ini membuat bubu dulu sebelum tidur. Tentu saja ia menjadi kelelahan dan bisa tidur nyenyak. Putri Serindu tersenyum, ia amat bahagia sudah menemukan calon suaminya yang tepat Putri Serindu mengumumkan siapakah yang menjadi pemenang sayembara itu.
“Tuan-tuan semua, aku akan mengumumkan siapa pemenang sayembara ini. Namun sebelumnya ketahuilah, Raja Tidur yang kucari bukan pemuda yang benar-benar suka tidur, melainkan yang suka bekerja, rajin, dan tekun sehingga ketika tiba waktu tidur, ia bisa tidur dengan nyenyak sekali,” ucap Putri Serindu, “Pemenang sayembara ini bernama Anak Lumang!” jelas sang Putri yang tersenyum ke arah Anak Lumang.
Akhirnya Putri Serindu menemukan tambatan hatinya, Baginda Raja Jungur dan permaisurinya sangat gembira. Diadakanlah pesta pernikahan yang megah dan meriah yang dilangsungkan selama tujuh hari tujuh malam dan mereka hidup bahagia selamanya. [Eva De]
Sumber : http://pedomanbengkulu.com/2018/07/legenda-putri-serindu/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar